Hadits ke-3
عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الدِّينُ النَّصِيحَةُ » قُلْنَا لِمَنْ قَالَ « لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
“Dari Tamim Ad-Dari bahwa Nabi Shallahu’alaihiwasallam bersabda, “Sesungguhnya agama adalah nasihat, agama adalah nasihat, agama adalah nasihat. Para shahabat bertanya, untuk siapa wahai Rasulullah? Untuk Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, untuk imam kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” (HR. Muslim)
Nabi Sallallahu’alaihiwasallam mengulang-ulang kata nasihat untuk menekankan dan menunjukkan pentingnya masalah ini, dan agar umat mengetahui hak ilmu, serta menjelaskan bahwa agama (Islam) seluruhnya terangkum dalam satu kata yaitu an-nasihah, yaitu dengan melaksanakan lima perkara yang beliau Sallallahu’alaihiwasallam sebutkan.
Nasihat untuk Allah maksudnya, mengakui keesaan dan mentauhidkan-Nya, bahwa ia bersendiri dalam kesempurnaan yang tidak ada apa dan siapa pun berserikat dengan-Nya dalam kesempurnaan itu. Melaksanakan ibadah kepada-Nya baik secara lahir maupun batin, kembali kepada-Nya di setiap waktu dalam segala bentuk ibadah, juga dalam hal meminta, disertai rasa cemas (jika ditolak) dan harapan (akan diterima). Juga senantiasa bertaubat dan beristighfar tak kenal henti. Karena sudah pasti bahwa seorang hamba tidak bisa lepas dari kekurangsempurnaan dalam menunaikan hak-hak Allah, atau terjerumus dalam perkara yang diharamkan, sehingga dengan selalu bertaubat dan istighfar kekurangan bisa disempurnakan dan sempurna pula perkataan maupun perbuatannya.
Adapun nasihat untuk kitabullah (al-Quran), adalah dengan menghafal dan merenungkan isinya, memelajari maknanya, bersungguh-sungguh mengamalkannya serta mengajak orang lain mengamalkannya.
Nasihat untuk Rasul-Nya adalah dengan mengimani dan mencintainya, melebihi cinta terhadap jiwa, harta dan anak. Mengikuti dan mencontohnya dalam semua urusan agama baik yang pokok maupun yang cabang, mendahulukan perkataan beliau daripada perkataan selainnya, serta bersungguh-sungguh dalam mengambil petunjuknya dan menolong agama yang dibawanya (Islam).
Adapun nasihat untuk para pemimpin kaum muslimin maksudnya adalah para penguasa, baik khalifah, para amir, hakim, dan semua orang yang memiliki kekuasaan baik secara umum maupun khusus. Menasihati mereka dengan mengakui kepemimpinan mereka, mendengar dan mentaati mereka, menganjurkan kepada kaum muslimin untuk mentaati mereka, serta memberikan nasihat dan arahan yang bermanfaat bagi mereka dan kaum muslimin yang mereka pimpin, agar mereka menunaikan apa yang menjadi kewajiban mereka.
Adapun nasihat untuk kaum muslimin adalah dengan mencintai apa yang ia cintai untuk dirinya, membenci apa yang dia sendiri tidak menyukainya, berusaha untuk melakukan hal itu sesuai dengan kemampuan. Karena orang yang mencintai sesuatu pasti akan berusaha sungguh-sungguh untuk mewujudkan dan menyempurnakannya.
Nabi Sallallahu’alaihiwasallam menafsirkan nasihat dengan lima perkara tadi yaitu, menunaikan hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin dan kaum muslimin secara umum, sesuai dengan tingkatan dan keadaan mereka. Tafsiran ini mencakup seluruh bagian dari dien ini, tanpa terkecuali masuk dalam hadits yang jami’ ini. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar