Rabu, 12 Desember 2012

SATU berbanding SERIBU

Ini tentang kualitas, tentang sedikit tapi banyak. Tentang individu yang menjelma menjadi umat.


Pasukan Islam yang dipimpin Qataibah bin Muslim berhadapan dengan pasukan At-Turk yang seolah tak berujung. Mereka serasa seperti beberapa ekor semut berhadapan dengan sepasukan gajah. Disaat-saat genting seperti ini. Qutaibah menyadari bahwa ia membutuhkan seorang kesatria yang sebanding dengan seribu pasukan.

“Dimana Muhammad bin Wasi’? tanya sang panglima.
Tidak ada jawaban.
“Tolong panggilkan Muhammad bin Wasi’, Saya membutuhkan beliau.”

Beberapa orang kudian menelisik barisan pasukan yang berdiri kokoh. Selang beberapa lama mereka menemukan Abdullah bin Wasi’ tengah di sisi lain pasukan itu. Ia berdiri dengan bertumpu pada tombaknya, sementara teluntuk tangan kanannya menunjuk ke langit. Menyaksikan hal tersebut utusan Qutaibah memilih untuk memutar badan dan kembali menemui sang komandan.
"Mana Abdullah bin Wasi’? Tanya Qutaibah penasaran.
“Dia berada di sisi kanan pasukan ini.” Jawab salah seorang dari mereka.
“Apa yang sedang dia lakukan di sana?” Tanya Qutaibah lagi.
“Dia sedang berdoa.”
“Jari telunjuk Abdullah bin Wasi’ itu lebih aku sukai daripada seribu bilah pedang. Dan lebih aku pecayai daripada seratus orang pemuda yang terampil berperang. Sungguh, jika jari telunjuk Muhammad bin Wasi’ sudah diangkat untuk berdoa, maka doanya akan naik menembus pintu langit dan akan dikabulkan.”

***
Al-Alla’ Al-Hadhrami berkirim surat kepada Khalifah Umar bin Khathab di Madinah.

Assalamualaikum…
Besama surat ini kami sampaikan bahwa kami membutuhkan bantuan pasukan. Jumlah yang kami butuhkan adalah 4000 pasukan.”

Wassalamu'alaikum.
 
Setelah menerima surat tersebut, Khalifah Umar kemudian memanggil empat orang. Ya, hanya empat orang. Mereka kemudian diberi surat pengantar untuk disampaikan kepada Al-Alla’ Al-Hadhrami, isi suratnya adalah sebagai beriukut:

“Surat Anda yang berisi permintaan bantuan pasukan sejumlah 4000 orang telah saya terima dan saya baca. Maka besama surat ini saya kirimkan untukmu empat orang, masing-masing sebanding dengan seribu orang pasukan. Pempimnnya adalah Ubadah bin Shamit, orang yang suaranya di medan tempur lebih dahsyat daripada satu kompi pasukan, lalu bagaimana dengan pedangnya?”
Wassalamu'alaik warahmatullah*
*Dikutip dari: "Al-Manarat Asy-Syakhshiyah" 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan