Senin, 10 Desember 2012

LAKUKAN dengan BENAR

Seorang ibu tengah lelap dalam tidurnya. Tiba-tiba dala tidurnya ia bermimpi melihat anak laki-lakinya yang sudah menginjak remaja sedang menyalakan korek api. Anehnya, anak itu mendekatkan korek api yang menyala tersebut hingga membakar kedua matanya. Si ibu kaget dan terbangun. “A’udzu billahi minasysyaithanirrajiiim.” Ucapnya lirih.
Terselip perasaan khawatir terhadap buah hatinya. Apa kiranya makna mimpinya itu. Jangan-jangan…Akhirnya ibu yang penyayang itu menengok anaknya di kamar sebelah. Ia ingin meyakinkan anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Ketika di sampaing jendela kamar, ia meligal pantulan cahaya layar monitor dari dalam kamar. Pertanda bahwa anaknya belum tidur. Namun lamat-lamat ia melihat ada yang tidak beres.
Astaghfirullah, bayangan itu…? Rupanya si anak sedang melihat adegan asusika melalui jaringan internet di komputernya. Sang ibu terkesiap, hampir saja ia berteriak marah. Namun ia tahan. Perlahan ia kembali ke kamar dengan hati gelisah. Ingin rasanya ia membangunkan suaminya, dan memberitahu apa yang sedang dilakukan anaknya. Ia ingin marah kepada suaminya yang kurang perhatian terhadap pendidikan anaknya…ia ingin menyuruh suaminya masuk kamar anaknya dan mematikan komputernya….tapi, tidak, ini bukan cara yang tepat.
“Yaa Allah tunjukkan kebaikan dan berilah hidayah kepada anakku.” Doanya. Malam itu sang ibu tidur dalam gelisah.

Keesokan harinya, ketika anaknya hendak berangkat sekolah. Di meja makan.
“Anakku sayang, menurutmu apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang yang sedang lapar?”
“Ya apa lagi kalau bukan makan. Makan sampai kenyang. Jawabnya santai sambil melahap sarapannya.
“Bagimana kalau dia tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan?” tanya ibunya lagi.
Anaknya terdiam. Sepertinya ia berusaha memahami sesuatu, mencari jawaban.
“Bagaimana pendapatmu, kalau dia mengobati rasa laparya dengan melihat hidangan yang lezat-lezat. Ya cukup dengan melihatnya saja.”
“Waha... itu ma gilanya namanya. Dia pasti gila.”
“Begitu?” tanya sang ibu meyakinkan.
“Ya, boro-boro kenyang, adanya juga makin kelaperan.. ibaratnya ni ya, seperti orang yang menyiramkan air garam pada lukanya sendiri,” terang anaknya sambil menghabiskan sarapanya.
Sang ibu tersenyum lembut, lalu berkata,
“Sayang, tapi kamu telah melakukan sesuatu seperti yang orang gila itu lakukan.”
“Ah yang bener aja bu,,,mana mungkin…aku masih waras kali.”
“Ya, kamu melakukan sesuatu yang mirip dengan yang orang yang kamu katakan gila tadi. Bahkan lebih buruk dari itu. Kamu hendak memuaskan syahwatmu kepada wanita dengan melihat gambar yang tidak sepantasnya kamu lihat.”
Anaknya menunduk malu.
“Anakku, apa yang kamu lakukan itu jauh lebih buruk daripada apa yang dilakukan oleh orang yang kamu katakan gila tadi. Dia melihat sesuatu yang mubah, sedangkan kamu melihat sesuatu yang diharamkan. Tidakkah kamu ingat firman Allah,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur: 30)Sambil tertunduk, air matanya mengalir deras, “Bunda, maafkan saya. Maafkan saya bunda. Saya mengaku bersalah, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, selamanya.
Sang ibu memeluk putranya,
“Nak, Allah Maha menerima taubat. Jangan lagi kamu rusak pikiran dan hatimu dengan hal-hal semacam itu. Sudah berangkatlah ke sekolah. Dan hati-hati di jalan.”

so...Tegur dan luruskanlah kesalahan anak dengan cara yang benar dan tepat.
*Qashash ‘Allamatni Al-Hayat, Muhsin Jabar. 



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan