Rabu, 12 Desember 2012

KEFAKIRAN dan KEKAYAAN yang SEBENARNYA

Ketika kefakiran itu hanya dimaknai sebagai kekerungan atau ketiadaanmu secara materi, maka tak terbilang manusia benar-benar menjadi menjadi fakir. Sebab, kekuatan kemanusiaannya menjadi lemah dan rendah. Kesimpulan itu berubah menjadi rasa, sehingga merusak segala potensi dan kekuatan jiwanya.

Ketika kefakiran itu dimaknai sebagai ketiadaan wujud amal  baik pada diri kita, maka semua manusia berpeluang menjadi kaya. Kekuatan kemanusiaan kita akan bangkit, dan semua potensinya akan bermunculan.

Ketika rasa takut itu tertuju para kekurangan dan penderitaan hidup, maka kata ‘takut’ itu akan manafsirkan seratus kerendahan yang sebenarnya tidak menakutkan.

Akan tetapi ketika rasa takut itu tertuju kepada kepada kehidupan akhirat dan siksa-Nya, maka jadilah kata ‘takut’ itu simpul kemuliaan. Demikianlah agama Islam menjadikan pemeluknya manusia yang berjiwa besar. Orang yang tidak ada kalimat yang tertuju pada dirinya, “Orang itu sudah kalah jiwanya.”  (Ar-Rafi’i)


*Dari sebuah kitab yg tidak saya ingat judulnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan