Ketika
kefakiran itu dimaknai sebagai ketiadaan wujud amal baik pada diri
kita, maka semua manusia berpeluang menjadi kaya. Kekuatan kemanusiaan
kita akan bangkit, dan semua potensinya akan bermunculan.
Ketika rasa takut itu tertuju para kekurangan dan penderitaan hidup, maka kata ‘takut’ itu akan manafsirkan seratus kerendahan yang sebenarnya tidak menakutkan.
Akan
tetapi ketika rasa takut itu tertuju kepada kepada kehidupan akhirat
dan siksa-Nya, maka jadilah kata ‘takut’ itu simpul kemuliaan.
Demikianlah agama Islam menjadikan pemeluknya manusia yang berjiwa
besar. Orang yang tidak ada kalimat yang tertuju pada dirinya, “Orang
itu sudah kalah jiwanya.” (Ar-Rafi’i)
*Dari sebuah kitab yg tidak saya ingat judulnya.
0 komentar:
Posting Komentar